Kamis, 09 Juli 2020

Pandangan tentang "Menikah" (part 2)

(Warning! Tulisan ini untuk melengkapi part sebelumnya) Part 1

*Intermezzo dahulu*
Saya sebagai perempuan yang selama ini sudah mengarungi kehidupan selama 24 tahun lamanya jadi punya suatu pemikiran kriteria pria yang pantas menjadi pendamping hidup, ya walaupun saya single sejak lahir sih.. tapi pengalaman saya akan cinta juga tidak cetek-cetek amat, pengalaman akan hal menyakitkan yang pernah menghujam diri saya ini, membuat diri saya berpikir hal ini sangat jauh. Saya menjadi sedikit takut dengan kata "nikah". Saya benar-benar takut jika menikah dengan pria yang tidak tepat. Para pria juga saya yakin memikirkan sosok istri yang tepat untuk dirinya kan?


Nah kalau saya pikir-pikir..
Kriteria pria yang tepat seharusnya seperti ini:
1. Baik.
Nah disini sepintar-pintarnya si wanita juga untuk melihat karakter si pria secara mendalam. Sering kali wanita menganggap "baik ko cowo saya.." atau segala macam perkataan. Tapi yang namanya lagi jatuh cinta biasanya buta, ya ga? Jangan cuma melihat sisi baiknya, coba pertimbangkan sisi buruknya juga apakah bisa kamu tolerir ketika nanti sudah menjalin hubungan serius. Lihat juga sikap dia ketika sedang dilanda emosi negatif (apakah dia bakal kasar atau tidak). Lihat juga ketulusan dia, disini memang harus lebar-lebar untuk membuka mata hati dan petunjuk sama Allah, jangan sampai dia hanya baik karena ada sesuatu yang diincar dari dirimu.

2. Setia.
Ini juga harga mati. Jangan pernah mentolerir sebuah perselingkuhan. Kalau dia sudah ada tanda-tanda selingkuh seperti ini akan sangat sulit untuk berubah. Jangan pernah berpikir "pasti dia berubah kok nanti" satu kata: TIDAK! Tidak akan pernah berubah jika sudah tabiatnya seperti ini. Tidak akan berubah jika tidak niat dari hati untuk bertobat. Berhentilah sok menchallenge diri anda untuk merubah sosok pasangan menjadi lebih baik, karena itu bukan tugas anda, sosok pasangan yang baik itu adalah tanggung jawab dirinya sendiri membentuk karakter yang baik. Sayangi diri anda.. sayangi hati anda.. jauhi dari luka.. anda pantas mendapat pasangan yang lebih baik.

3. Sayang dengan dirimu dan keluargamu.
Kamu menikah itu bukan hanya tentang kalian berdua saja, tapi 2 keluarga juga menyatu. Nah antar keluarga juga harus saling sayang dan menerima. Karena juga sering kali konflik rumah tangga berawal dari sini. Semoga mertua kita kelak adalah sosok orangtua kedua kita yang baik dan bisa menerima kita seperti anaknya sendiri ya Aamiin..

4.  Dapat membimbingmu dengan baik.
Semoga kita adalah golongan manusia yang juga menemukan kriteria ini di dalam diri pasangan. Sebagai manusia pasti tidak sempurna, nah ketidaksempurnaan itu bisa dipoles dengan bimbingan pasangan untuk menjadi lebih baik. Itupun juga harus membimbing dengan cara yang lemah lembut. Bisa saling melengkapi apa yang menjadi kekurangan dan kelebihan kita.

5. Bisa mengayomi keluarga.
Sebagai kepala keluarga memang sudah menjadi tugasnya mengemban tanggung jawab ini. Berat pasti untuk bisa menjadi seorang kepala keluarga yang bisa mengayomi keluarganya. Tapi inshaAllah ya kalau niat dari hati mah bisa kok.

6. Dia adalah orang yang tepat buatmu.
Mintalah orang yang tepat, bukan yang terbaik. Karena apa? Yang terbaik belum tentu menjadi orang yang tepat buatmu. Manusia pun tidak ada yang sempurna, manusia yang terbaik sejagat raya ini pasti tidak ada, percayalah, karena tidak ada yang sempurna selain Allah.

7. Dia yang bisa menjadi temanmu disaat suka dan duka, menjadi teman baik juga untuk berdebat, bisa seiring dan sejalan. Tidak harus setamvan jefri nichol atau sehensem lee min ho, yang penting dia bisa menjadi penyejuk hati anda.

Kadang juga terpikir sih, saya menginginkan kriteria yang seperti itu, berarti saya pun juga harus bisa mulai belajar untuk menjadi kriteria wanita yang bisa sesuai dengan itu. Saya ingin suami saya kelak tidak menyesal telah memilih saya sebagai pendamping hidupnya, tapi saya juga sadar kalau saya masih banyak kurangnya dan masih perlu dipoles.

Bagaimana kalau sekarang loncat ngomongin karir, karena biasanya jodoh ada kaitannya nih sama karir. satu hal tentang karir wanita. Ini sering terdengar di telinga nih. Bahwa kalau wanita yang memiliki karir bagus bakal sulit dapat jodoh. Itu hanya mitos sih sebenarnya.

Kenapa begitu? Karena kalau kamu berpikir terus seperti itu, kamu tidak akan bisa maju. Sebagai wanita juga wajib berprogress dalam hidupnya. Tidak perlu takut, justru jodohmu inshaAllah akan setara denganmu dan bisa lebih baik dari itu. Lagi pula kamu jadi bisa membantu perekonomian keluarga kan? Minimal bisa berdiri dibawah kakimu sendiri.

Lalu wanita yang bagus dalam hal karir juga perlu memiliki kehati-hatian disini. Mungkin ada yang bilang: "kalau kamu jadi ini pasti cowo banyak yang ngejar". Nah untuk menanggapi hal ini, pilihlah dia yang mau berjuang bersama denganmu, bukan yang hanya datang ketika kamu sudah sukses. Itu balik lagi ke kriteria pria yang sudah saya bahas diatas. Kalau begitu artinya pria itu hanya memanfaatkan dirimu saja dan tidak tulus. Terkadang ada tipe laki-laki yang mengejar wanita-wanita dengan karir bagus tapi hanya modal modus demi mendapatkan keuntungan.

Pria itu bakal jadi kepala keluarga, dia harus lebih baik dari wanitanya, jangan mau dengan pria yang hanya bisanya bergantung kepada wanita. Oh iya maaf agak melenceng bahasannya.. kalaupun wanitanya nanti jadi ibu rumah tangga juga tidak ada masalahnya kok, tidak ada salahnya mengemban pendidikan tinggi akhirnya menjadi ibu rumah tangga juga tidak berdosa kok, justru ilmu yang di dapatkan bisa anda kasih untuk mengurus anak ya kan?

Pasangan memang harus bisa saling berkerja sama untuk bisa saling berkomitmen dan saling membantu, tapi balik lagi.. akal sehat harus digunakan. Kalau dia belum menjadi pasangan yang sah kepadamu, berikan bantuan sekedarnya aja kalau memang ingin membantu. Jangan sampai kelewat bucin. Apalagi kalau sampai ada tindak kekerasan karena pemaksaan sesuatu, itu tidak baik. Kalau udah sah juga bukan mikirnya mau memanfaatkan pasangannya saja ya tapi kalian dituntut untuk bisa saling bekerja sama. Konsep pasangan memang saling memberi dengan tulus tanpa harus diminta.

Tolonglah.. menjadi wanita jangan bucin-bucin amat, pria juga sih, ah pokoknya kalau belum sah jangan bucin-bucin amatlah. Saya sudah kapok berbucin-bucin sama pria yang bahkan tidak bisa memberikan keseriusan buat saya. Tolong dong.. akal sehat tetap dijaga untuk urusan cinta. Jangan mau dibodoh-bodohin, diberikan janji-janji palsu, kata-kata manis atau hal lainnya. Jika ada yang berani modus juga harus dilihat ada niat apa di baliknya, karena yang namanya lagi dimabuk cinta mah semua yang terlihat itu baik, seakan semua indah sempurna, seakan dunia milik berdua. Tidak begitu konsepnya! Nanti ketika sudah menikah itu akan berbeda.. percayalah.

Kebayang gak? Kalau sebelum nikah aja sudah seperti itu bagaimana kalau nikah? Nikah itu cobaannya banyak gais.. jangan lu kata cuma enak enaknya doang. Nikah itu bagaimana sepasang manusia tidak pernah saling meninggalkan disaat suka dan duka, tidak akan pernah mengkhianati pasangannya, saling menjaga kepercayaan, saling bekerja sama ketika ada suatu problem menimpa.

Ada sebuah cerita..
Hiduplah dua sejoli yang sudah bertunangan namun belum menikah, dan salah satu pasangannya selingkuh ketika sedang renggang. Sudah gitu selingkuhannya gak tau diri pula tetap menghancurkan hubungan.

Jujur saya sedih dengan cerita ini.. mereka jauh lebih beruntung karena sudah bertemu dengan someonenya, bahkan sudah mau menikah.

Sedangkan diri saya sendiri? Bahkan saya tidak tau jodoh yang saya nantikan ada dimana sekarang.. saya tidak tau siapa orangnya.. saya menanti seseorang yang bahkan saya tidak tau bentuknya seperti apa. Cuma bisa berdoa Allah memberikan skenario terbaik-Nya untuk saya.

Sedih banget.. saya miris.. sangat ironi.. mental seperti itu masih jauh dari kata pantas untuk menikah, bagaimana pantas jika masih seperti itu? Sudah mau menikah tetapi sikap masih seperti orang pacaran jaman labil di sekolah, basi tau gak!

Harusnya bisa memperbaiki diri dahulu untuk bisa siap menuju jenjang yang serius. Pernikahan bukanlah permainan. Semoga kita dihindarkan dari pernikahan yang prematur. Usia kronologis bolehlah sudah cukup untuk menikah, tapi usia mental masih jauh dibawah itu, akan sangat berbahaya untuk kehidupan pernikahan. Lebih baik sesuaikan dahulu lah usia mentalnya agar bisa benar-benar siap dalam menjalani kehidupan pernikahan.


Oh iya ada mitos nih.. kalau jari kelingking seorang pria cocok dengan jari manis wanitanya itu jodoh wkwkw, nah saya penasaran sih sebenarnya ini mitos benar atau tidak. Boleh dicoba tuh wkwk. Semoga kita bisa menikah hanya dengan satu orang yang tepat selamanya ya.. Aamiin..

3 komentar:

  1. Maksudnya jari manis cocok sama jari kelingking apa yah kak?

    BalasHapus
  2. Maksudnya jari manis cocok sama jari kelingking apa yah kak?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jadi ada mitos ka, kalau cowo beli cincin dipas-in di jari kelingking trs kebetulan di jari manis cewenya juga ngepas artinya jodoh. Wkwwk tapi itu belum tau kebenarannya~

      Hapus