Kamis, 24 Desember 2020

[REVIEW BUKU] Filosofi Teras

 


Judul: Filosofi Teras (Filsafat Yunani - Romawi Kuno untuk Mental Tangguh Masa Kini) 
Penulis: Henry Manampiring
Penerbit: PT. Kompas Media Nusantara
Cetakan ke : 17
Jenis buku: self improvement
Harga: P. Jawa 98.000,00
ISBN: 978-602-412-518-9
Rating pribadi: 4,8/5

Buku ini diawali dengan pengenalan tentang filosofi teras, yang ternyata berkaitan erat dengan ilmu psikologi. Dengan disertai survey hal-hal yang sering membuat orang khawatir. Ternyata, kita sering kali menghabiskan waktu dengan sesuatu kekhawatiran yang belum tentu terjadi.

Sudut pandang dari filosofi teras ini menarik. Teori ini menyebutkan bahwa sebenarnya suatu kejadian itu sifatnya netral (tidak positif dan tidak negatif), tapi kita lah yang memberi label pada kejadian tersebut sehingga terjadi makna dari sebuah peristiwa.

Dibuku ini dicontohkan, seorang pacar yang salah sebut nama pacarnya menjadi nama mantannya, pasti kita langsung marah begitu saja kan? Padahal sebenarnya itu kejadian yang netral tapi kita yang memberi makan kalau kejadian itu "wah pacar gue masih cinta sama mantannya nih, wah apa jangan-jangan mereka masih kontekan, dll". Padahal wajar saja kalau seseorang salah sebut nama. 

Interpretasi otomatis dari sebuah peristiwa akan dengan mudah melahirkan emosi negatif. Disini diajarkan bagaimana kita harus dilatih untuk mengintrepretasi suatu kejadian secara rasional. Kita sebagai manusia diberikan kelebihan untuk menalar dibandingkan makhluk lainnya.

Biasanya bahagia diidentikan dengan dapat merasakan emosi positif terus menerus tapi ternyata di dalam filosofi teras lebih ditekankan bahwa bahagia yang sesungguhnya adalah tidak adanya emosi negatif. Saya ambil contoh analogi di buku ini, kalau kamu mendambakan sesuatu dan pada akhirnya berhasil mendapatkannya, tidak dipungkiri kita akan merasa bahagia tapi semakin lama rasa bahagia akan hal tersebut akan berkurang, kita menjadi merasa terbiasa akan hal-hal yang membahagiakan tersebut sehingga kita tidak lagi merasakan kebahagiaan. 

Lalu di dalam hidup ini ada hal-hal yang dapat kita kontrol dan tidak dapat kita kontrol. Kita harus fokus pada hal-hal yang dapat kita kontrol karena kalau kita terfokus dan menggantungkan kebahagiaan pada sesuatu yang tidak bisa kita kontrol maka jika suatu saat hal itu hilang akan membuat kita merasa kacau. Sangat sesuai ya sama kalimat "janganlah berharap pada apapun, kecuali sama Allah" Wkwkw.

Apa saja sih hal yang dapat kita kontrol? (1) pertimbangan, opini, persepsi kita (2) keinginan kita (3) tujuan kita (4) segala sesuatu yang merupakan pikiran dan tindakan kita sendiri. 

Lalu apa yang tidak dapat di kontrol? Yang pasti selain hal-hal yang tadi sudah disebutkan. Misal: tindakan orang lain, opini orang lain, popularitas kita, kesehatan kita, kekayaan kita, kondisi kita, dll. 

Di dalam filosofi teras disebutkan bahwa, tujuan kita bukanlah hanya sekedar bahagia, tapi melakukan hal yang dapat membuat kita bahagia. Bisa dibedakan kan dari kalimat ini? 

Lalu kita dilatih untuk memikirkan segala kejadian buruk yang kira-kira akan terjadi di hari ini, sehingga kita tidak kaget ketika hal-hal buruk itu benar-benar terjadi. Nah ini berbeda dengan memikirkan hal negatif sehingga membuat kita cemas. Untuk lebih jelasnya bisa dibaca sendiri ya bukunya wkwk

Dan disini juga dikatakan jika ada suatu masalah, kita bukan hanya sebagai orang yang pasrah tapi aktif untuk melakukan solusi yang sudah kita pikirkan. Pada dasarnya semakin kita ditempa masalah, semakin membuat kita menjadi tangguh. 

Ada isi wawancara dengan psikiater, psikolog anak dan pendidikan, editor konten dari geolive. Yang akan melengkapi ulasan di dalam buku ini.

Ternyata ini juga bisa dipakai dalam parenting, bagaimana cara orang tua mendidik anaknya untuk bisa kritis sejak dini dan tidak menyalahkan hal-hal yang tidak masuk akal. Orangtua pun diberikan pengertian sebagai orangtua tugas kita adalah mendidik anak dengan baik, namun apapun yang terbentuk pada diri anak kita nanti, orangtua tidak berhak untuk melarangnya. Karena apa yang terbentuk pada anak adalah hal-hal yang tidak dapat dikontrol oleh orangtua.

Dan buku ini diakhiri dengan membahas tentang kematian. Bagaimana seharusnya kita memandang sebuah kejadian akan kematian.

Seperti yang disebutkan penulisnya, bahwa buku ini adalah buku pengantar awal untuk seseorang paham teori filosofi teras, karena pembahasannya disini masih belum begitu dalam, namun buku ini sangat mudah dipahami. Saya pribadi suka sekali sama bukunya. 

Oh iya menurut saya, buku ini seperti bukunya mark manson yang seni bersikap bodoamat digabungkan dengan buku segala-galanya ambyar. Dengan dijelaskan dari gaya bahasa dan gaya pembahasan yang berbeda namun secara keseluruhan pola berpikirnya hampir sama. Dan pastinya lebih mudah dipahami karena berbahasa Indonesia asli dan contoh yang diberikan persis dengan kejadian sehari-hari. Lalu di akhir buku ini ada cara untuk kita melakukan filosofi teras dalam kehidupan sehari-hari agar bisa menjadi lebih bernalar. 

Wah bagus sekali ya.. Apakah kita bisa melakukan filosofi teras? Yuk bisa yuk! 

Oh iya gue beli ini harganya 76.000 tapi sama ongkir jadi 86.000. Sekian dulu ya~ semoga bermanfaat~




Jumat, 18 Desember 2020

[REVIEW BUKU] Metamorproses


Judul : Metamorproses
Penulis: fazar Firmansyah
Penerbit : PT. Elex Media Komputindo
ISBN : 978-602-04-3964-8
Jenis buku : Self improvement
Halaman : 180 halaman
Rating pribadi: 8,1 / 10

Seperti namanya metamorproses - hidup itu proses bukan protes! Disini ada pembahasan mengenai kegagalan, bagaimana cara kita memandang suatu kegagalan dengan baik, menyadarkan akan makna kegagalan untuk dijadikan bahan refleksi diri agar bisa berhasil. Biasanya kegagalan dianggap sebagai suatu aib padahal yang membuat aib itu adalah gengsi kita sendiri. Kita harus mempunyai mindset yang membangun atau positif agar bisa menjadi lebih baik. Ada kisah seekor katak dan siput yang bercakap-cakap, siput merasa minder akan dirinya yang lamban padahal dia punya kemampuan bertahan dari serangan musuh dengan cangkangnya dibanding katak yang lincah namun tidak punya cangkang untuk berlindung. 

Disini juga diceritakan bagaimana kekayaan itu sebenarnya luas, terkadang kita terpatok hanya pada ngerasa gaji yang kecil, padahal banyak yang dapat kita syukuri. Disebutkan disini bahwa "kaya sesungguhnya adalah ketika penghasilan bertambah besar, tetapi kebutuhan tetap, penghasilan yang lebih setelah digunakan untuk kebutuhan, digunakan untuk investasi".

Disebutkan juga tentang makna sukses, yaitu berhasil, lebih tepatnya berhasil melakukan hal yang sebelumnya belum berhasil dan belum bisa kita lakukan. Dan menyadarkan bagaimana manusia seharusnya bermanfaat bagi manusia lainnya. 



Ada juga tips-tips seputar: bagaimana jika menjadi korban bully, bagaimana menjawab pertanyaan "kapan nikah?", lalu barang apa yang harus dibawa ke kondangan, cara membuat weekend lebih berkualitas, cara menemukan potensi diri, cara agar lebih bersyukur dan tidak minder, dan lainnya. 

Buku ini layak dibaca untuk berbagai kalangan, terutama anak muda. Karena gaya bahasanya yang terkesan santai, simpel, dan ada bahasa-bahasa gaul anak muda tertera disana. Buku ini sangat ringan untuk dibaca dan mudah dipahami, ada kisah-kisah singkat sebagai penunjang nya dan tidak berbelit-belit dalam pembahasan. Namun memang menurut saya tips yang diberikan dikembalikan kepada pembaca apakah sesuai dengan dirinya atau tidak. Dan saya suka dengan banyaknya ilustrasi lucu alasan quote-quote di buku ini. Membuat pembaca tidak mudah bosan.

Akan saya lampirkan sedikit ilustrasinya:















Selasa, 15 Desember 2020

[REVIEW BUKU] The Orange Girl

 



Judul : The Orange Girl
Penulis : Jostein Gaarder
Penerbit : Mizan
Penerjemah : Yuliani Liputo
Tebal buku : 251 halaman
Jenis : novel
Harga : pulau Jawa Rp. 65.000,00
Rating dari saya : 8/10

Tahukah kamu dengan buku yang berjudul "Dunia Shopie" Novel filsafat yang terkenal itu? Buku ini adalah karya dari orang yang sama dengan buku tersebut. Namun buku ini tidak seberat pembahasan di buku Dunia Shopie, ini jauh lebih ringan, dan bukunya pun lebih tipis dari Dunia Shopie. Saya pun membacanya hanya dalam waktu 2 hari. 

Buku ini tentang apa sih? Seperti di dalam cover tertulis kisah tentang ayah, anak, dan cinta. Jadi, ada seorang ayah yang telah meninggal sejak anaknya berusia 3,5 tahun. Ayahnya menulis surat untuk anaknya. Didalam surat itu ayahnya mengatakan bahwa ia sangat mencintai si gadis jeruk. Dia selalu mengejar-ngejar nya, namun gadis jeruk ini selalu menghilang sesaat setelah bertemu dengannya.

Ayahnya bernama Jan Olav, anaknya bernama Georg. Sebenarnya ceritanya tidak begitu terdapat konflik yang berat, hanya menceritakan bagaimana Jan Olav berusaha mencari tahu tentang keberadaan dan identitas si gadis jeruk ini. Pembaca akan bertanya-tanya siapakah sebenarnya gadis jeruk ini. Itu yang membuat saya terus membaca bukunya. Ada juga terselip informasi tentang ilmu astronomi, jujur saya suka sekali jika membahas alam semesta, cuma memang sungguh disayangkan buku ini tidak sekaligus dibubuhi Gambar-gambar untuk menjelaskan lebih jelas dan menarik.

Namun akhir kisah ini membuat saya sedih. Membuat saya termenung sesaat. Ada sebuah pertanyaan yang dilontarkan Jan Olav kepada Georg,  kurang lebih begini "akankah kamu memilih hidup yang singkat ini, karena semua yang kamu punya akan dicabut dan tidak akan kembali lagi? Atau kamu lebih memilih untuk mengatakan tidak Terima kasih?"

Jan Olav digambarkan seperti sangat sedih karena akan pergi untuk selama-lamanya meninggalkan istri dan anaknya, yang sudah dia miliki dan sangat dia cintai. Surat tersebut ibarat luka lama yang dibuka kembali setelah belasan tahun mencoba ditutup rapat. Si gadis jeruk pun masih sangat mencintai Jan Olav. 

Lalu diakhir kisah anaknya, Georg mencoba menjawab pertanyaan ayahnya yang ada di surat itu, dia mengatakan "aku yakin betul akan memilih untuk hidup di bumi ini meski hanya untuk waktu yang singkat, ayah bisa beristirahat dengan tenang, dan Terima kasih sudah mengejar si gadis jeruk itu".

Kata Georg lagi: tanyai ibu dan ayahmu bagaimana mereka bertemu, barangkali ada kisah menarik, tanyak keduanya, karena ceritanya mungkin tidak akan persis sama.

Buku ini memiliki font yang agak besar hingga nyaman untuk dibaca, namun terkadang di pertengahan sedikit jenuh. Jika kamu berhasil membaca hingga akhir disitulah letak pesan moral nya. Btw, saya beli buku ini dengan harga Rp. 23.500,00 di toko mizan yang ada di Shopee. Saat lagi harbolnas 12.12. Nah kira-kira begitu ya. 






-------------------------------------------


*intermezzo ya

Gue jadi mikir kalau kamu menyanyangi seseorang, lalu kamu berhasil menikah dengannya. Andai kamu harus memilih takdir: kamu yang dicabut nyawanya dahulu meninggalkan pasangan dan anak-anakmu? Atau kamu memilih lebih baik pasanganmu saja yang mati terlebih dahulu? 

Jujur pertanyaan yang gue buat sendiri membuat gue jadi sedih sendiri. Kalau boleh gue jujur, ada salah satu pria yang gue sayang, dia pun pada akhirnya tahu perasaan gue, entah bagaimana kita nanti. Jauh di dalam lubuk hati gue, gue pengen banget bisa menikah sama dia. Meskipun gue ditolak mulu sama dia hehe. Kenapa gue pengen nikah sama dia? Karena gue pengen nemenin dia terus, kalau gue cuma jadi sahabatnya doang gue gak bakal bisa menjangkau dia lebih jauh, gue gak bakal bisa meluk dia disaat dia rapuh karena bukan muhrim. Tapi kalau gue nikah sama dia, gue bisa meluk dia disaat dia rapuh ataupun gue yang rapuh, gue bisa melihat dia sebelum tidur dan setelah bangun tidur, gue bisa masakin dia (kali aja dia jadi suka sayur karena sayur bikinan gue enak hehe), gue bisa ngerapihin bajunya kalau dia mau kerja, dan hal lain yang bisa kita lakukan bersama. Gue gak mau ninggalin dia tapi gue juga gak mau dia ninggalin gue. Gue gak bisa memilih 😭😭

Gue terlalu banyak berangan-angan, iya gue tau! Siapa sih yang tidak berangan-angan ketika sedang jatuh cinta sama seseorang? 

Btw, gue jadi sedih juga. Betapa gue sadar bahwa waktu itu sangat singkat. Iya.. Gue ngerasa moment indah maupun menyebalkan yang terjadi diantara kita begitu cepatnya berlalu. Gue benci mengakuinya, tapi gue sangat merindukan dia, gue sangat menyanyangi dia. Gue ingin bisa menyanyangi dia dan disisi dia lebih lama lagi, akankah gue bisa dikasih kesempatan sama Allah buat bisa mewujudkan cita-cita gue tersebut..???

Tapi satu hal yang sedang gue rasakan juga. Ada rasa malu dihati gue buat ketemu dia lagi. Entahlah.. Gue merasa ciut gak punya nyali banget. Padahal gue sayang bgt sama dia. Kapan dia bisa datang ke gue sih 😭😭😭😭

Ya Allah kasih kami kesempatan untuk bisa bersama, untuk bisa membangun bahtera rumah tangga di dunia ini. Meskipun tidak ada yang abadi di dunia ini. Tapi setidaknya aku ingin bisa berada disisi dia dalam sisa hidupku, temani aku.. Please.. Pria sayur. Tolong jangan pergi! Jangan tinggalin gue! 

- si gadis cupacup

Jumat, 11 Desember 2020

[REVIEW BUKU] Segala-Galanya Ambyar


Judul Asli: Everything is F*cked

Judul : Segala-galanya Ambyar

Penulis : Mark Manson

Penerbit : PT. Gramedia Widiasarana Indonesia

Alih bahasa: Adinto F. Susanto

ISBN : 978-602-052-283-8

Harga : pulau Jawa Rp. 90.000, 00

Jenis buku : self improvement

Usia : 17+

Rating dari saya pribadi : 4,6 /5


Buku ini dibagi menjadi 2 bagian yaitu bab 1 tentang harapan dan bab 2 tentang segala-galanya ambyar. 


Bagian pertama tentang harapan di buka dengan kisah Pilecki yang nekat untuk masuk ke dalam penjara yang kejam (kamp. Konsentrasi Nazi) demi untuk membuktikan kebenaran pemberitaan atas banyaknya orang yang terbunuh di dalamnya, puluhan ribu orang tewas setiap hari. Misi ini dirasa sebagai misi bunuh diri, tapi dibalik misi ini, Pilecki berharap dari pemberitaannya akan ditindak lanjuti untuk memperbaiki kehidupan. Namun bala bantuan tidak kunjung datang karena mereka menganggap Pilecki terlalu mengada-ngada berita. Namun Pilecki terus berharap suatu hari akan ada bantuan yang datang. Tapi pada akhirnya Pilecki berhasil melarikan diri sendiri tanpa ada bantuan dari orang-orang yang awalnya berjanji akan membantunya. Pilecki terus menjadi mata-mata dan selanjutnya ia ketahuan. Pilecki diancam untuk di hukum, saat ini bisa saja ia kabur ke Italia, tapi dia memilih tetap menjadi orang Polandia dan mati secara terhormat, ketimbang harus melarikan diri dan menjadi identitas yang bukan dirinya. Intinya harapanlah yang menggerakan Pilecki. 


Mark menyimpulkan bahwa lawan dari kebahagiaan bukanlah amarah atau kesedihan, namun ketiadaan harapan. Jika kamu masih marah dan sedih akan sesuatu artinya kamu masih peduli dengan hal itu. Ketiadaan harapan inilah yang membuat seseorang menjadi depresi dan akar penyakit jiwa lainnya. 


Namun sering kali kita sukar untuk menemukan tujuan hidup kita, dan itu membuat orang berbondong-bondong mengadu kepada Tuhan karena hanya Tuhan yang tahu secara pasti dan kita sebagai manusia sangat terbatas. Namun orang yang tidak memiliki agama pun juga mempercayai sesuatu. 


Lalu dilanjutkan dengan membahas paradoks kemajuan: semakin baik kondisi yang kita dapatkan, semakin cemas dan putus asa diri kita. Fakta mengejutkan bahwa "Semakin aman wilayah yang anda tinggali maka semakin mungkin anda melakukan bunuh diri".


Untuk membangun sebuah harapan kita membutuhkan 3 hal : yang pertama kesadaran akan kendali, kedua kepercayaan akan nilai sesuatu, dan yang ketiga adalah sebuah komunitas. 


Lalu ada kisah seseorang bernama Elliot seseorang yang berhasil dan sukses di perusahaannya, namun ia mengalami tumor otak yang mengharuskan tumor tersebut diangkat melalui operasi frontal lobe. Namun setelah pembedahan, alih-alih sembuh Elliot malah berubah menjadi sosok yang kualitas kerjanya sangat menurun Bahkan ia tidak peduli dengan apapun, ternyata ada kerusakan dalam sistem emosi di otak Elliot, meskipun secara intelegensi tidak terganggu. Dari sini kita tahu bahwa emosi itu penting untuk menjadi penggerak kita dalam melakukan sesuatu. 


Di buku ini juga terdapat hukum Newton tentang emosi, namun tidak sesulit Hukum Newton yang ada di dalam buku fisika, karena tidak terdapat rumus-rumus tertentu. Hukum newton emosi yang pertama adalah ada kesenjangan moral di mana kita sering merasa jika kita dijahati oleh orang maka kita harus membalasnya dengan kejahatan juga, karena kita mendambakan sebuah penyetaraan, begitu pula dengan emosi positif yang diberikan oleh orang lain kita cenderung akan membalasnya dengan positif juga. Dan yang mendorong penyetaraan itu adalah emosi kita sendiri. Hukum pertama Newton Ini menghasilkan Kesadaran kita akan moralitas yang mendasari persepsi kita akan keadilan dan inilah sistem yang mengoperasikan otak perasa. Ada juga kisah mengenai otak perasa kita yang jika tidak dikendalikan dengan otak pemikir maka kita sebagai manusia bisa menjadi jahat dan cenderung lepas kontrol. 

Disini dijelaskan bahwa otak pemikir memahami kejadian demi kejadian dalam hubungan lateral atau setara, misalnya persamaan perbedaan sebab-akibat dan lain-lain. Sedangkan untuk otak perasa bertugas mencerna kejadian demi kejadian dalam hubungan hierarkis atau peringkat misal baik-buruk lebih tinggi lebih rendah secara moral. 


Lalu hukum kedua Newton tentang emosi ini berisi: emosi-emosi yang kita alami selama ini membentuk cara kita dalam menilai segala hal yang terkait dengan diri kita. di sini disebutkan bahwa, seseorang yang percaya dirinya layak diperlakukan Istimewa karena merasa hebat tidak berbeda dengan seseorang yang layak diperlakukan Istimewa karena merasa dirinya bobrok. Dijelaskan juga bahwa harga diri adalah sebuah ilusi yang hanyalah sebuah bangunan psikologis yang dirancang oleh otak perasa agar dapat memprediksi apa saja yang bisa menolong kita dan melukai kita. 


Lalu hukum ketiga Newton Emosi adalah identitas anda akan tetap menjadi identitas anda hingga sebuah pengalaman baru melawannya. Diceritakan bahwa ada seorang cowok yang selingkuh lalu cewek itu patah hati dan cewek itu merasa bahwa semua cowok itu brengsek atau dia yang brengsek padahal keyakinan itu belum pasti kebenarannya karena itu hanya pemikiran cewek itu saja, sampai akhirnya ketika dia menemukan cowok yang baik namun karena cewek itu tetap didalam pikirannya yang awal maka ia tetap menganggap semua cowok brengsek. 


Itulah kenapa perlu untuk memeriksa ulang pengalaman-pengalaman di masa lalu kita dan menulis ulang cerita-cerita di sekitar pengalaman tersebut. Apakah benar kalau hal itu adalah hal jahat yang menimpa kita atau tidak, dan cara lain untuk mengubah nilai-nilai kita adalah dengan memulai menulis cerita-cerita untuk diri kita di masa depan untuk melihat Seperti apa hidup kita kelak jika memiliki suatu nilai tertentu. 

Kurang lebih seperti itu isi buku ini. Saya tidak bisa menjelaskan hal ini secara lengkap total, karena anda bisa baca sendiri jika anda tertarik untuk membelinya. 

Buku ini sangat menarik bagi saya. Seakan-akan saya diajak untuk mengkritisi sesuatu dan menganalisis setiap kisah yang ditulis Mark Manson. Dan seru untuk dibaca karena banyak berisi kisah-kisah maupun sejarah yang riil terjadi di kehidupan nyata yang diambil kisahnya oleh Mark Manson namun memang harus sangat kritis dalam membaca buku ini, jangan ditelen mentah-mentah. Buku ini juga cocok bagi kalian yang ingin mendalami bidang psikologi karena di sini banyak kisah-kisah tentang bagaimana proses otak perasa dan otak pemikir dalam bekerja. 

Buku ini ada membahas tentang agama juga. Namun bukan agama yang hanya selama ini kita ketahui seperti Islam Kristen Budha dan lain-lain namun agama di sini lebih kepada kepercayaan yang kita anut, misalnya bisa ideologi atau bahkan hobi hobi yang kita lakukan selama ini. bahkan di akhir buku ini ada penjelasan tentang agama terakhir yaitu di mana Mark Manson melihat akan adanya kelahiran kecerdasan artifisial yaitu program yang lebih pintar dari manusia mungkin disini saya bisa analogikan seperti Google, namun lebih canggih lagi. Dan kesan saya terhadap buku ini seperti buku sebelumnya, buku ini juga harga memiliki bahasa yang berat jadi perlu dipikirkan dengan baik. 


BTW, Saya membeli buku ini seharga 64.000 karena sedang diskon di shopee hehe. Segitu dulu ya kurang lebihnya mohon maaf semoga bermanfaat ya.