Rabu, 09 September 2020

Lagu zaman bapakku

Kalian tau gak sih salah satu lagu di zaman dulu yang tak lekang oleh waktu? Gue pribadi emang udah tau lagu ini sejak kecil karena bokap gue sering nyetel lagu-lagu nya Ebiet G. Ade. Bagus banget sih, liriknya juga puitis banget dan bermakna dalam. Nah ini lagu yang paling enak bagi gue.


Yaudah gausah langsung aja cus dengerin~


1. Berita Kepada Kawan

Pasti kalau denger lagu ini inget iklan-iklan pas bulan ramadhan gak sih? Tapi kalau didengerin lebih jauh ini bisa releate sama kehidupan sehari-hari karena mengandung isu sosial. Coba deh kalau lo memaknai lagu ini apa?


Perjalanan ini trasa sangat menyedihkan
Sayang engkau tak duduk disampingku kawan
Banyak cerita yang mestinya kau saksikan
Di tanah kering bebatuan
Tubuhku terguncang dihempas batu jalanan
Hati tergetar menampak kering rerumputan
Perjalanan ini pun seperti jadi saksi
Gembala kecil menangis sedih
Kawan coba dengar apa jawabnya
Ketika ia kutanya mengapa
Bapak ibunya tlah lama mati
Ditelan bencana tanah ini
Sesampainya di laut kukabarkan semuanya
Kepada karang kepada ombak kepada matahari
Tetapi semua diam tetapi semua bisu
Tinggal aku sendiri terpaku menatap langit
Barangkali di sana ada jawabnya
Mengapa di tanahku terjadi bencana
Mungkin Tuhan mulai bosan melihat tingkah kita
Yang selalu salah dan bangga dengan dosa-dosa
Atau alam mulai enggan bersahabat dengan kita
Coba kita bertanya pada rumput yang bergoyang
Kawan coba dengar apa jawabnya
Ketika ia kutanya mengapa
Bapak ibunya tlah lama mati
Ditelan bencana tanah ini
Sesampainya di laut kukabarkan semuanya
Kepada karang kepada ombak kepada matahari
Tetapi semua diam tetapi semua bisu
Tinggal aku sendiri terpaku menatap langit
Barangkali di sana ada jawabnya
Mengapa di tanahku terjadi bencana
Mungkin Tuhan mulai bosan melihat tingkah kita
Yang selalu salah dan bangga dengan dosa-dosa
Atau alam mulai enggan bersahabat dengan kita
Coba kita bertanya pada rumput yang bergoyang



2. Untuk Kita renungkan
Kalau ini kalau gak salah berawal dari bencana letusan gunung galunggung. Lagi-lagi ini masuk ke isu sosial bisa ke keTuhanan juga bisa. Kalau gue mamandangnya ini lebih ke rasa empati sih. Maaf ya kajian maknanya gak begitu lengkap gue ulas soalnya emang gue gak begitu bisa memaknai sebuah puisi dan terbukti nilai bahasa Indonesia gue gak bagus-bagus amat. Mungkin kalian ada yg lebih bisa mengartikannya?


Kita mesti telanjang dan benar-benar bersih
Suci lahir dan di dalam batin
Tengoklah ke dalam sebelum bicara
Singkirkan debu yang masih melekat ooh
Singkirkan debu yang masih melekat.
Du du du du du du du oh oh oh
Anugerah dan bencana adalah kehendakNya
Kita mesti tabah menjalani
Hanya cambuk kecil agar kita sadar
Adalah Dia di atas segalanya oh oh.
Adalah Dia di atas segalanya.
Anak menjerit-jerit, asap panas membakar
Lahar dan badai menyapu bersih
Ini bukan hukuman, hanya satu isyarat
Bahwa kita mesti banyak berbenah
Memang, bila kita kaji lebih jauh
Dalam kekalutan, masih banyak tangan
Yang tega berbuat nista... oh
Tuhan pasti telah memperhitungkan
Amal dan dosa yang kita perbuat
Kemanakah lagi kita kan sembunyi
Hanya kepadaNya kita kembali
Tak ada yang bakal bisa menjawab
Mari, hanya tunduk sujud padaNya
Du du du du du du du du oh oh
Hoo hoo hoo hoo...
Du du du du
Kita mesti berjuang memerangi diri
Bercermin dan banyaklah bercermin
Tuhan ada disini di dalam jiwa ini
Berusahalah agar Dia tersenyum... ohh
Berusahalah agar Dia tersenyum
Du du du du du du du oh oh oh
Du du du du du du du du oh oh
Hoo hoo hoo hoo...
Du du du du
Du du du du du du du du oh oh
Hoo hoo hoo hoo...
Du du du du



3. Elegi Esok Pagi
Kalau ini sepertinya lagu cinta. Lagu tentang sebuah kerinduan kepada orang terkasih.

Ijinkanlah kukecup keningmu
Bukan hanya ada di dalam angan
Esok pagi, kau buka jendela
'Kan kau dapati seikat kembang merah
Engkau tahu, aku mulai bosan
Bercumbu dengan bayang-bayang
Bantulah aku temukan diri
Menyambut pagi, membuang sepi
Ijinkanlah aku kenang
Sejenak perjalanan
Ho ho ho
Dan biarkan 'ku mengerti
Apa yang tersimpan di matamu
Ho ho
Barangkali di tengah telaga
Ada tersisa butiran cinta
Dan semoga kerinduan ini
Bukan jadi mimpi di atas mimpi
Ijinkanlah aku rindu
Pada hitam rambutmu
Ho ho ho
Dan biarkan 'ku bernyanyi
Demi hati yang risau ini
Ho ho
Barangkali di tengah telaga
Ada tersisa butiran cinta
Dan semoga kerinduan ini
Bukan jadi mimpi di atas mimpi

4. Kupu-kupu kertas

Setiap waktu engkau tersenyum
Sudut matamu memancarkan rasa
Keresahan yang terbenam
Kerinduan yang tertahan
Duka dalam yang tersembunyi
Jauh di lubuk hati
Kata-katamu
Riuh mengalir bagai gerimis
Seperti angin tak pernah diam
Selalu beranjak setiap saat
Menebarkan jala asmara
Menaburkan aroma luka
Benih kebencian kau tanam
Bakar ladang gersang
Entah sampai kapan
Berhenti menipu diri
Kupu-kupu kertas
Yang terbang kian kemari
Aneka rupa dan warna
Dibias lampu temaram
Membasuh debu yang lekat dalam jiwa
Mencuci bersih dari segala kekotoran
Aku menunggu hujan turunlah
Aku mengharap badai datanglah
Gemuruhnya akan melumatkan semua
Kupu-kupu kertas
Kupu-kupu kertas
Yang terbang kian kemari
Aneka rupa dan warna
Dibias lampu temaram
Kupu-kupu kertas
Yang terbang kian kemari
Aneka rupa dan warna
Dibias lampu temaram
Kupu-kupu kertas
Yang terbang kian kemari
Aneka rupa dan warna
Dibias lampu temaram

5. Cinta sebening embun

Pernahkah engkau coba menerka
Apa yang tersembunyi di sudut hati?
Derita di mata, derita dalam jiwa
Kenapa tak engkau pedulikan?
Sepasang kepodang terbang melambung
Menukik bawa seberkas pelangi
Gelora cinta, gelora dalam dada
Kenapa tak pernah engkau hiraukan?
Se-la-ma musim belum bergulir
Masih ada waktu saling membuka diri
Se-ja-uh batas pengertian
Pintu pun tersibak
Cinta mengalir sebening embun
Kasih pun mulai deras mengalir
Cemerlang sebening embun
Pernahkah engkau coba membaca
Sorot mata dalam menyimpan rindu?
Sejuta impian, sejuta harapan
Kenapakah mesti engkau abaikan?
Se-la-ma musim belum bergulir
Masih ada waktu saling membuka diri
Se-ja-uh batas pengertian
Pintu pun tersibak
Cinta mengalir sebening embun
Selama musim belum bergulir
Masih ada waktu saling membuka diri
Se-ja-uh batas pengertian
Pintu pun tersibak
Cinta mengalir sebening embun
Kasih pun mulai deras mengalir
Cemerlang sebening embun

6. Aku ingin ulang

Ke mana pun aku pergi
Bayang-bayangmu mengejar
Bersembunyi di mana pun
Selalu engkau temukan
Aku merasa letih
Dan ingin sendiri
Kutanya pada siapa
Tak ada yang menjawab
Sebab semua peristiwa
Hanya di rongga dada
Pergulatan yang panjang
Dalam kesunyian
Aku mencari jawaban di laut
Kuseret langkah menyusuri pantai
Aku merasa mendengar suara
Menutupi jalan
Menghentikan petualangan
Du-du-du-du du-du-du ...
Ke mana pun aku pergi
Selalu kubawa-bawa
Perasaan yang bersalah
Datang menghantuiku
Masih mungkinkah pintumu kubuka
Dengan kunci yang pernah kupatahkan?
Lihatlah, aku terkapar dan luka
Dengarkanlah jeritan dari dalam jiwa
Aku ingin pulang
Aku harus pulang
Aku ingin pulang
Aku harus pulang
Aku harus pulang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar