Rabu, 30 Oktober 2019

Pandangan tentang "Menikah" (part 1)

Coba jawab pertanyaan ini terlebih dahulu:
Kenapa lu pengen menikah?
Apa manfaat dari menikah?
Usia berapa kita pantas menikah?
Bagaimana cara merayakan sebuah pernikahan? Dan dimana?
Dengan siapa harusnya kita menikah?

Udah berasa kek identifikasi masalah skripsi tau ga pertanyaan diatas wkwk. Gimana udah punya jawaban? Wokelah! Sebelum membaca lebih lanjut ada baiknya kita berdoa dulu biar berkah(?) Sudah? Ok! Cekidot!


MENIKAH.
Satu kata berjuta makna, apa sih yang ada dibenakmu saat mendengar dan membaca kalimat ini? Indahkah? Suramkah? Atau belum terpikirkan sama sekali? Oke gua pun belum menikah, tapi gua punya pandangan terkait kalimat ini. Pasti semua orang di dunia ini punya cara pandangan yang berbeda-beda bukan?

Mungkin, ada yang memandang menikah itu agar bisa beribadah dan menghindari zina; atau pengen punya anak; atau pengen ada yang mencintai; atau jangan-jangan karena udah kelamaan jomblo terus banyak yang nanya "kapan nyusul mblo?" (Jangan ngerasa kesindir gitu dong, gue juga jomblo nih). Nah ada yang punya pandangan lain? 



Kalau gua sih..
gua masih bingung memaknainya gimana, tapi gua bakal menjabarkan satu-satu agar kalian yang baca ini bisa mengambil kesimpulannya. Mungkin ini bakal jadi tulisan yang panjang, jadi simak ini baik-baik sampai habis ya~

Apapun pandangan dan jawaban kalian pada pertanyaan diawal, semua sah-sah saja pada dasarnya. Karena ini bukan soal benar atau salah tapi soal perspektif diri sendiri dalam memandang sesuatu. 



Cuma gini deh! Terkait ibadah, sebenarnya ibadah pun bisa dilakukan dengan cara apapun kan selain menikah? Oke gua pribadi gamau bahas ini dari segi agama, karna gua bukanlah ahli agama, takut jadi salah kata. Tapi gua gemes aja gitu kalau ngomongin ini, menikah memang melengkapi agama lu dan bisa menghindari zina tapi bukan semata-mata lu nikah karena pengen seks yang legal secara agama ataupun negara. Kita manusia kan? Bisa menahan nafsu kan? Kita bukan binatang yang gak bisa nahan nafsu.

Sama aja kaya menikah karena pengen punya anak, menikah kalau cuma semata pengen anak mending lu cari anak di panti asuhan yang lebih butuh orangtua, bener ga? Banyak ko orang yang udah menikah tapi gak diberikan anak. itu semua terkait rezeki masing-masing. Sebenarnya gua gak suka sama kalimat gini pas ada orang nikah "semoga cepat dapet momongan ya" emang penting ya? Momongan alias anak ini cuma bonus cuy bukan keharusan. Bisa jadi orang yang menikah kala itu gak pengen cepet-cepet punya anak atau ternyata salah satunya gak bisa menghasilkan keturunan, coba bayangkan bagaimana perasaan mereka ketika dengar kalimat itu? Gua sebel sih sama orang yang suka nyinyir lihat orang nikah tapi gak hamil-hamil, yang disalahin suaminya gak jagolah, atau istrinya apa lah. Stop menghakimi mereka. Tanpa anak, pasangan yang telah menikah pun sudah lengkap sebagai pasangan bukan?



Terus menikah karena pengen dicintai, sebenarnya tugas mencintai dan dicintai adalah diri sendiri cuy! Jangan pernah mengharapkan sesuatu dari orang lain, jika ada seseorang memberi cintanya kepada anda itu adalah bonus. Cinta itu tentang memberi dan keikhlasan, bukan pengennya nerima secara terus menerus saja.

Apalagi soal pertanyaan "kapan nikah?", waduh ini ngeselin juga nih, lu nikah bukan karena tuntutan ya cuy!  Tapi kalau lu emang udah siap. Plis berhentilah bertanya ini, daripada bertanya lebih baik kasih solusinya, cariin jodohnya, setuju? Oh iya.. nikah juga bukan ajang pelarian karena lu galau jomblo ya~ karena nikah bukanlah obatnya. Kalau lu belum bisa mencintai dan membahagiakan diri lu sendiri, bagaimana lu bisa menerima cinta dan kebahagiaan dari orang lain? Nikah itu bukan karena lu berharap bisa bahagia setelahnya karena setelah menikah lu bakal diterpa berbagai macam cobaan, yang kalau lu belum kuat mental, ngeri lu kabur dah.



Kalimat diatas nih nyambung sih sama pertanyaan "usia berapa pantas menikah?" Secara hukum sih 21 tahun minimal untuk laki-laki dan 17 tahun keatas untuk perempuan, entahlah benar atau tidak itu, tolong dikoreksi. Tapi buat gua sih bukan soal umurnya tapi kita sudah siap belum jika mengarungi bahtera pernikahan. Biasanya orang menikah umur 25 thn, entahlah itu jadi usia yang paling diidam-idamkan wanita untuk menikah, karena para wanita gak mau terlalu muda dan terlalu tua dalam menikah. Tapi kalau umur 25 thn belum siap? Ya jangan dipaksainlah, kalian gak berdosa kok gara-gara menikah lebih dari usia 25 thn. Toh sebelum menikah lu bisa puas-puasin masa muda lu dengan berkarya, bahagiain diri lu sendiri sampai lu bisa mencintai diri lu sendiri barulah lu siap untuk mencintai orang lain. Tanpa pasangan pun pada dasarnya kalian itu sudah lengkap, pasangan itu hanya bonus.

Lalu, perayaan pernikahan. Penting tidak buat kalian merayakan pernikahan? Gua pernah baca pandangan dari Ka Cania Citta Irlanie yang mengatakan bahwa pernikahan itu seperti lu ulang tahun, dirayakan atau tidak lu akan tetap ulang tahun. Tapi gua sedikit berbeda pandangan kali ini, menurut gua, menikah itu seperti lahir ke dunia, dimana lu bakal menghadapi fase baru dalam hidup lu. Seperti janin yang 9 bulan ada di perut lalu lahir dan menjalani kehidupan sebagai anak, begitupun pernikahan yang awalnya lu sendiri jadi punya pasangan, bahkan lu bakal jadi orangtua dari anak-anak lu nanti.



Yang jadi masalah adalah bukan dirayakan atau tidaknya, tapi bagaimana cara lu merayakannya? Apakah hanya keluarga kecil atau secara besar-besaran? Apakah mengeluarkan budget yang minimal atau sebesar-besarnya demi gengsi? Kalau gua sih, gak perlu bermewah-mewah, toh uang pasca menikah itulah yang penting, gua kayanya udah pernah bahas ini di postingan gua dulu, lupa yang mana, udah cari aja. Biaya after married itu jauh lebih besar coy jadi jangan gelap mata untuk menghamburkan dalam satu waktu ya. Gua juga lebih suka untuk menjalani pernikahan yang sederhana aja, yang penting lu bahagia setelah kata "sah" terucap. Btw, nih pasti ada aja yang gak suka kan sama kebahagiaan seseorang, apalagi kalau punya mantan pacar ni misalnya terus malah nikah sama yang lain kan sedih tuh, jadi mending nikah secara kecil-kecilan aja menghindari sakit hati orang lain. Daripada lu nikah terus disumpahin macem-macem sama orang kan gaenak ya. Ya gua sih gak punya mantan sih sorry-sorry aja~ wkwkwk

Lalu yang terakhir, dengan siapa kita menikah? Ya gua bukan peramal ya yang tau jodoh lu siapa, gua aja gak tau jodoh gua siapa, yang pasti dengan orang yang kamu yakin jika bersamanya akan lebih baik, "He/She is the one" mu ibarat katanya nih. Bagi yang masih jomblo, Semoga kita bisa menemukan orang yang tepat untuk jadi pasangan ya.



Nah kesimpulannya apa sih? Apapun definisi kalian soal menikah, yang pasti pilihlah pasangan yang tepat sesuai dengan dirimu, menikah bukanlah lomba lari yang harus buru-buru, menikahlah ketika kamu yakin "dia lah orangnya". Menikah adalah soal menjalin cinta dengan seseorang yang bisa berkomitmen mengarungi hidup bersama untuk menerima segala kelebihan dan kekurangan pasangannya, tentang seseorang yang bisa tertawa dan berdebat bersama tanpa saling menyakiti satu sama lain, dan tentang seseorang yang rela sisa waktu hidupnya dijalani bersamamu.

Oke! Itulah tulisan tentang pandangan menikah dari seseorang yang jomblo dari lahir kaya gua ini. Semoga bermanfaat dan bisa diambil pelajarannya. Ada pertanyaan? Silahkan hubungi nomor ini: 08xx-xxxx-xxxx

Baiklah akhir kata kita ucapkan Hamdalah.. Alhamdulillah~
See you guys!




Selasa, 08 Oktober 2019

Pentingnya Sebuah Bantuan

Halo~
Gua barusan nemu kata-kata di instagram, dan gua jadi berpikir untuk membuat tulisan tentang ini. Yang bakal gua kaitkan dengan pengalaman gua saat masih SD.

Begini kata-katanya di instagram

Ngomong-ngomong soal bantuan nih, pernahkah kalian membantu orang lain? Pasti pernah dong ya~
Walaupun terkadang kita juga harus memilah dan memilih kepada siapa bantuan itu akan kita berikan dan harus ikhlas pastinya dong~

Gua pribadi sebenarnya jarang dibantu orang lain, kadang gua suka gak enakan minta bantuan, walaupun sebenarnya ingin dibantu sih(?) seringkali masalah yang gua hadapin akan gua arungi seorang diri dengan penuh rasa frustrasi namun gua tak ingin menyerah. Ya itulah mungkin kenapa gua masih bisa bertahan hidup sampai saat ini.

Tapi tak jarang juga ketika nasib gua udah di ujung tanduk, bantuan datang kepada gua tanpa cuma-cuma.

Gua mau berbagi cerita yang tidak pernah gua lupakan hingga saat ini. Tanpa basa basi gua mulai saja ceritanya ya, disimak ya~

jadi gini..
waktu gua kelas 6 SD tepatnya ditanggal 1 Februari 2008, saat itu lagi hujan deras di siang hari.
gua yang saat itu sekolahnya lumayan jauh dari rumah harus menggunakan mobil antar jemput untuk pulang pergi kesekolah. Ketika pulang, mobil jemputan gua mogok ditengah jalan, karena banjir yang agak tinggi menenggelamkan mobil jemputan gua. Fyi aja yang suka anter jemput gua waktu itu adalah mamanya temen gua sebut saja mama A. Temen gua itu pun ikut di dalam mobil jemputan, sebut saja teman gua ini si A.

Nah pas mobilnya mogok panik dong ya~ mama A minta bantuan ke orang-orang tak dikenal disekitar mobil kita. Beberapa orang membantu, namun diakhir mereka memaksa mama A untuk memberikan upah, gua saat itu ngerasa iba ngeliat mama A yang nangis karena pas itu dia gak punya uang, gua pun pengen bantu boro-boro punya duit, uang jajan aja cuma dikasih 3 ribu sama emak.

Mama A bilang gini "pak saya lagi gak punya uang, mohon maaf ya pak makasih bantuannya" tapi mereka tetep ngegas gitu minta dikasih upah. Yang akhirnya membuat mama A sedikit emosi dan nangis, sambil gemeter dia bilang kurang lebih gini "pak saya mohon ikhlasin ajalah, ngapain tadi ngebantu kalau maksa minta upah gini? saya cuma punya uang segini buat bayar becaknya anak saya dan becaknya anak-anak jemputan saya, saya kan bertanggung jawab atas anak-anak itu".

Mama A memesan becak untuk kita semua, kecuali DIA. Ya.. saat itu mama A tetap berurusan sama orang-orang yang tadi minta upah, sampai akhirnya si A bilang gini ke mamanya "mah, mama gak ikut pulang? Cuma aku nih yang pulang? Mamah gimana?" Dan mama A menjawab "iya mama disini buat jagain mobil ya, udah kamu balik aja duluan, gausah mikirin mamah". Wah gila sih waktu itu kek ada bawang gitu di deket mata gua rasanya. Disitu gua bisa melihat kasih sayang seorang ibu tu bikin tak bisa berkata-kata.

Gua naik becak berdua sama temen gua yang kita sebut saja si S. Nah tukang becak ini mengantar si S duluan barulah nganter gua. Si S Berhasil sampai dengan selamat ke rumah, karena rumah si S lebih deket dan mudah dijangkau dari lokasi mogoknya mobil. But, gua tidak. Di jalan menuju rumah gua banjirnya sangat dalam sampe sepinggang orang dewasa. Dengan sangat sedih tukang becak gua nyuruh gua turun dari becak dan gak mau nganter gua ke rumah. Gua mau nangis sumpah saat itu tapi tertahan. Ya bayangkan aja anak SD yang masih imut bocah gitu ditinggalkan seorang diri tanpa uang, basah kuyup kena ujan yang deres, dan kebingungan karena gak bisa pulang.

Gua pun menuju minimarket terdekat dan minta bantuan buat nelpon ayah gua dikantor tapi gua bodoh juga sih kalau ayah gua nolong juga pasti mobilnya bakal mogok dong ditengah jalan? Mau nelpon kerumah pun gak bisa karena waktu itu telpon rumah gua lagi dicabut koneksinya. Selesai nelpon, gua semakin bingung. Gua termenung dipinggir ruko udah kaya anak ilang. Banyak orang ngeliatin gua tapi gak ada yang mau membantu gua.

Next!
Gua menggigil dan kelaperan, yang akhirnya membuat gua nekat mau mengarungi air banjir menuju rumah gua. Awalnya gak begitu dalem, gua jalan perlahan-lahan tapi banyak orang yang akhirnya teriak bilang "dek bahaya dek ati-ati, dek jangan nekat" gitu-gitu dah kira-kira reaksi orang-orang liat bocah SD nekat nerjang banjir yang ternyata airnya berarus deras. Semakin ketengah langkah gua semakin berat. Mau balik gak bisa mau lanjut berasa udah gak sanggup. Air semakin menenggelamkan badan gua dan arus semakin membuat badan gua gak berdaya. Gua hampir pingsan. Mata gua mulai berkunang-kunang, nafas juga semakin sesak. Gua pun hampir terbawa arus banjir.

Tiba-tiba seorang tukang becak yang lagi bawa penumpang ada yang nekat nerobos banjir juga, dia teriak ke gua "dek, hati-hati makin dalem loh ini". Gua yang saat itu liat becak nekat, gua pun langsung bilang "bang saya boleh gak numpang becak abang?" Terus kata abang becaknya "tapi ada orangnya di dalem neng" dan gua jawab "gapapa bang saya cuma mau numpang pegangan aja saya udah gak kuat".

Akhirnya gua pegangan sama besi becak, awalnya kaki gua masih bisa mengikuti gerakan langkah abang becak yang dorong becaknya. Tapi semakin lama kaki gua benar-benar tidak bisa bergerak. Kaki gua nyeret dan gua cuma bisa teriak dengan sisa tenaga "bang berhenti dulu saya udah gak bisa jalan!" Abang becak itu akhirnya nyuruh gua buat naik ke tempat duduk abang becak(?) Tau kan ya maksud gua? Tempat duduk yang dibelakang itu loh buat ngegowes becaknya. Gua digendong abang becak itu naik ke atas tempat duduknya karena gua udah nyaris pingsan saat itu.

Setelah melewati banjir bandang itu. Gua pun tiba di depan komplek perumahan gua yang airnya cuma semata kaki. Gila kan kebayang gak tuh bedanya air yang gua lewatin tadi sama air di depan rumah gua? jauh banget tinggi airnya coy!

Pada perpisahan kita, abang becak bilang "dek sampai sini ya, kamu kuat gak jalan ke dalem? Saya panggilin temen saya ya buat nganter eneng?" Akhirnya gua bilang "gak papa pak saya kuat ko ke dalem". Kata abangnya lagi "tapi saya khawatir neng" dan gua pun jadi dianter sama temennya abang becak ke rumah. Gua waktu itu bilang "makasih ya pak udah bantu saya, maaf pak saya gak bisa ngasih apa-apa" kata dia "gapapa neng, yang penting eneng selamet".

Sampai rumah gua nangis, emak gua panik pas tau apa yang gua lewatin buat nyampe ke rumah. Sangat mengharukan! Gua cuma bisa berterimakasih sama Allah yang mempertemukan abang becak baik hati itu buat gua, kalau enggak mungkin gua udah hanyut dan udah mati kali.

Nah pesan moralnya balik lagi ya kaya di foto yang gua share di atas. Coba deh lebih peduli sama orang sekitar. Tapi tetap waspada sih ya.. selagi kita sanggup membantu ya bantu aja, gak usah itung-itungan. Toh selain dapet pahala, ada kebahagiaan batin sendiri kan kalau bisa membantu orang lain? Semoga cerita gua bisa diambil hikmahnya (ada hikmahnya kan ya? Berfaedah kan?) Wkkww.

Pesan gua: Teruslah sebarkan kebaikan dan tetaplah bermanfaat guys~

Terima kasih sudah membaca kisah gua yang hampir hanyut ini wkwkw~  see you to the next my story in blogger :) #semogabahasainggrisnyabener

Babay!